


Pasar sepeda motor Indonesia kedatangan tamu  baru, Megelli. Motor kolaborasi dua negara, Shachs Germany sebagai penyuplai  mesin dan Megelli UK (Inggris) pembuat sasis dan desain bodi. Melalui  produsennya di Indonesia, PT Minerva Motor Indonesia (MMI)—sudah 9 tahun  meramaikan bursa roda dua Tanah Air—mereka coba mengisi di kelas di atas 200  cc.
Tak kepalang tanggung, Megelli datang dengan tiga tipe sekaligus yang  diperkenalkan beberapa waktu lalu. Ketiganya yakni Megelli 250R (full  fairing), Megelli 250S (streetfighter/naked), dan Megelli 250M  (supermoto). "Motor ini perpaduan antara dua teknologi, Sachs dari  Jerman dan Megelli dari Inggris. Ini merupakan strategi global dari Minerva,"  ungkap Kristianto Goenadi selaku CEO PT MMI.
Soal harga, untuk Megelli  250R dibanderol Rp 28,9 juta, Megelli S Rp 25,9 juta, dan Megelli 250M Rp 26,9  juta. Semuanya sudah on the road (OTR).
Jajal  motor
Sosok Megelli 250R mengingatkan kita pada Aprilia 125R. Desain  fairing-nya memang serba-Eropa dan nuansa motor sport Eropa begitu  kental dengan pemakaian pipa tubular sebagai sasis. Namanya juga sporty,  tentu riding style yang ditawarkan serba-merunduk. Kondisi ini  dirasakan EM-Plus saat menjajal, badan terasa membungkuk.
Ini  karena setang menggunakan model jepit sehingga bikin badan menyatu dengan motor  saat melahap tikungan. Badan kian merunduk ketika berakselerasi di trek lurus  untuk membelah angin.
Bertolak belakang dengan Megelli 250S. Motor ini  ibarat Megelli 250R yang dicopot fairing-nya dan dipasangi lampu  depan dengan desain tak seluruhnya membulat. Adapun bodi belakang masih  sama dengan 250R. Kemudian, gaya berkendaranya tidak merunduk lantaran motor  dengan 5 gigi percepatan ini mengaplikasi setang model  raiser.
Yang paling beda tentu Megelli 250M. Meski kapasitas  mesin sama (250R dan 250S), yakni 247 cc dengan teknologi SOHC, model 250M ini  mirip trail aspal. Bisa ditebak modelnya, terutama posisi sepatbor lebih tinggi.  Lalu, bodi belakang, seluruhnya hampir diwakili oleh jok.
Kala  menjajalnya, sangat terasa sekali supermotonya. Dengan setang lebih tinggi,  merebahkan motor jadi semakin mudah saat melalui tikungan. Tentunya, begitu juga  saat melintas di kemacetan lalu lintas. (Eka,  Murenk)
